in_dyc@yahoo.co.id |
SISTEM PEREKONOMIAN NEGARA JERMAN
Oleh :
MAHARDIKA AGDESTIADI
NPM : 08-106
A. Jerman
Jerman tergolong negara industri paling berprestasi dan paling maju perkembangannya, dan merupakan perekonomian nasional terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan Cina. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 82 juta jiwa, Jerman merupakan pula pasaran terbesar di dalam Uni Eropa (UE) . Perekonomian nasional Jerman terpusatkan pada barang dan jasa yang diproduksi oleh industri. Terutama hasil produksi industri konstruksi mesin dan industri otomotif serta produk-produk kimia dari Jerman dihargai baik di dunia internasional. Kurang lebih setiap Ero keempat diperoleh dalam sektor ekspor – dan lebih dari setiap tempat kerja kelima tergantung secara langsung atau tidak langsung dari perdagangan luar negeri. Dengan volume ekspor sebesar 1.121 miliar dolar AS pada tahun 2009, sebanding dengan sepertiga dari penghasilan nasional bruto, Jerman adalah negara pengekspor barang terbesar kedua di dunia sesudah Cina (1.202 miliar dolar AS), setelah dari tahun 2003 hingga 2008 enam kali berturut-turut Jerman mendapat sebutan "juara dunia ekspor". Andil Jerman dalam seluruh perdagangan global mencapai sekitar sembilan persen.
Karena orientasi Jerman yang tinggi kepada ekspor, keterpautannya dengan perekonomian dunia sangat erat, – hal yang membedakannya dengan kebanyakan negara lain – dan Jerman pun berkepentingan akan pasaran terbuka. Mitra-mitra perdagangan terpenting ialah Perancis, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris. Pada tahun 2009 diekspor barang senilai 82 miliar Ero ke Perancis, senilai 54 miliar Ero ke AS dan ke Belanda, dan senilai 53 miliar Ero ke Inggris. Setelah Uni Eropa diperluas ke arah timur (2004 dan 2007), di samping perdagangan dengan negara anggota UE "lama", dapat dicatat peningkatan dalam volume perdagangan dengan negara-negara anggota UE di Eropa Timur. Sepuluh persen lebih dari ekspor total dilakukan ke negara-negara tersebut. Ekspor Jerman ke negara Uni Eropa mencapai 63 persen dari volume ekspor seluruhnya
B. Sistem Perekonomian Jerman bersifat Socialisme
Perekonomian Di Jerman menganunt sistem Ekonomi Sosial. Artinya: Negara menjamin kebebasan bertindak di bidang ekonomi, akan tetapi berusaha menyediakan sarana penyeimbangan sosial. Negara jerman merupakan negara yang sangat mementingkan kemakmuran rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang pesat, akan kinerja pemerintah dan karyawan yang bekerja saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk negara jerman itu sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.
Berkat konsep itu yang dimasyarakatkan pada masa pascaperang oleh menteri perekonomian saat itu, Ludwig Erhard, Jerman menikmati keadaan tenteram di bidang sosial, bahkan pada fase timbulnya kesulitan ekonomi. Suasana tenteram itu tercermin dalam kelangkaan aksi mogok. Kemitraan sosial antara serikat kerja dan organisasi pemberi kerja telah ditetapkan oleh perangkat hukum tenaga kerja kolektif yang melembagakan proses penyelesaian konflik. Undang-Undang Dasar menjamin otonomi penetapan tarif imbalan kerja yang memberikan hak kepada pemberi kerja dan serikat kerja untuk menyepakati persyaratan kerja dalam perjanjian tarif yang menjadi tanggung jawab kedua pihak itu sendiri.
Negara jerman merupakan negara yang sangat mementingkan kemakmuran rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang pesat, akan kinerja pemerintah dan karyawan yang bekerja saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk negara jerman itu sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.
Berkenaan dengan krisis pasar keuangan, Jerman berusaha dengan giat di berbagai forum (Uni Eropa, G20, IMF) demi reformasi arsitektur keuangan internasional. Demi tujuan itu, cakupan regulasi pasar keuangan hendaknya diperluas kepada semua pihak yang beraksi, semua produk dan semua pasaran. Di samping itu perlu dijamin bahwa tindakan regulasi dilaksanakan secara konsisten dan menyeluruh. Di sektor perbankan, Jerman menginginkan aturan lebih ketat mengenai modal sendiri dan likuiditas, peraturan tanggung gugat yang berlaku secara internasional, serta pemeriksa keuangan yang mengontrol dengan lebih tegas. Pada waktu yang sama hendaknya diberlakukan regulasi lebih ketat pada sistem imbalan dari bank dan asuransi, begitu juga pemberian bonus kepada manajer yang tingginya tidak wajar dapat dilarang. Melalui kebijakan ekonomi yang dipegangnya, Pemerintah Federal ingin menghentikan gerak turun pertumbuhan secepat mungkin dan mengantar Jerman keluar dari krisis dalam keadaan lebih kuat. Sebelum adanya krisis pun kondisi umum untuk perusahaan telah diperbaiki lebih lanjut dengan penurunan biaya samping upah, pengaturan pasaran kerja yang lebih fleksibel, dan penyederhanaan birokrasi. Di samping itu pada tahun 2008 mulai berlaku reformasi pajak badan, hal yang berarti beban perusahaan diringankan.
C. Daya Saing ekonomi Jerman
Dasar untuk daya saing di dunia internasional tidak hanya terbentuk oleh ke-30 perusahaan besar yang terdaftar dalam indeks saham Jerman (DAX), seperti Siemens, Volkswagen, Allianz, SAP atau BASF, melainkan juga oleh puluhan ribu perusahaan kecil dan madya (sampai 500 karyawan) di sektor-sektor industri hilir, khususnya konstruksi mesin, produksi komponen, tetapi juga nanoteknologi dan bioteknologi yang sering bekerja sama dalam kelompok setempat. Sebagai tulang punggung perekonomian Jerman dianggap perusahaan madya. Dengan mempekerjakan 25 juta orang lebih, perusahaan madya menyediakan jumlah terbesar tempat kerja, begitu pula bagian terbesar tempat pendidikan kerja bagi orang muda. Biar begitu, perusahaan industri besar merupakan sokoguru penting bagi perekonomian Jerman. Dibandingkan dengan negara industri lain seperti Inggris atau Amerika Serikat, basis industri itu luas dan jumlah pekerjanya besar – ada lima juta orang yang bekerja di perusahaan industri. Tidak ada negara ekonomi tradisional lain di mana produksi industri klasik memegang peranan pokok yang dapat dibandingkan dengan peranannya di Jerman. Andilnya dalam hasil ekonomi Jerman mencapai sekitar 37 persen.
Spesialisasi Jerman adalah pengembangan dan pembuatan barang industri canggih, terutama barang investasi dan teknologi produksi yang inovatif. Cabang-cabang industri terpenting ialah industri mobil, konstruksi mesin, elektroteknik dan kimia. Keempat cabang industri itu saja mempekerjakan 2,9 juta orang yang menghasilkan omzet sebesar 800 miliar Ero lebih. Industri mobil juga berperan sebagai penggerak inovasi: Sekitar 30 persen dari seluruh pengeluaran P&P intraperusahaan di Jerman berasal dari cabang industri tersebut. Dengan keenam perusahaan VW, Audi, BMW, Daimler, Porsche (VW) dan Opel (General Motors), Jerman tergolong negara produsen mobil terbesar di samping Jepang, Cina dan AS – dengan pangsa pasar besar di kelas menengah atas dan kelas atas. Walau begitu industri mobil terpukul juga oleh krisis penjualan yang melanda seluruh dunia. Untuk mempersiapkan diri bagi masa depan, seluruh industri otomotif kini sibuk mengembangkan unit penggerak yang ramah lingkungan, misalnya mesin diesel generasi baru, motor hibrida, dan elektrifikasi lebih jauh dari sistem penggerak.
Sebagai faktor positif dilihat letak Jerman di jantung Eropa dan penegakan hukum yang terjamin, perbandingan internasional, Jerman menempati posisi terkemuka khususnya menyangkut prasarana (angkutan, telekomunikasi), mutu perguruan tinggi.